Seperti yang pernah dibahas
di artikel yang lalu tentang talbinah, talbinah merupakan salah satu jenis
makanan sehat yang juga merupakan obat. Hal itu telah dibuktikan dengan
berbagai macam penelitian dan menghasilkan kesimpulan yang sama bahwa barli dan
talbinah merupakan makanan sehat dan obat dari beberapa penyakit yang
sebenarnya itu sudah dituturkan berabad-abad yang lalu di zaman Rasulullaah,
zaman Nabi Muhammad shallAllaah ‘alayhi wasallam. Jadi sebenarnya bagi kita
masyarakat muslim, hasil penelitian itu tidaklah mengherankan karena memang
sudah diajarkan kepada kita oleh teladan kita nabi besar Muhammad ShallAllaahu
‘alayhi wasallam demi kesehatan ummatnya yan bisa kita baca di dalam Al-Quran
dan dijelaskan lebih jauh di hadis-hadis yang ada.
Berikut ini dalil-dalil tentang tentang barli dan talbinah:
“Apakah kamu tidak memperhatikan, sesungguhnya Allaah
menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi
kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu
tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu
melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi
orang-orang yang mempunyai akal.” (Az-Zumar : 21)
“Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami menghalau awan
yang mengandung air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang darinya
binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri bisa makan. Tidakkah mereka
memperhatikan?” (As-Sajdah:27)
“Sesungguhnya Allaah
menumbuhkan biji tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang
hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang
memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allaah, maka mengapa kamu masih
berpaling?” (Al-An’am:95)
Dalil tentang barli dan talbinah |
“Dialah Allaah yang
menurunkan hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam
tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu biji-bijian yang
banyak. (Kami keluarkan pula) dari mayang kurma tangkai-tangkai yang
menjulai. (Kami keluarkan pula) kebun-kebun anggur serta zaitun dan delima yang
serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah
dan perhatikan pula kematangannya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allaah bagi orang-orang yang
beriman.`(Al-AnĂ m:99)
“Dan biji-bijian
berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagi
yang kamu dustakan?” (Ar-Rahman:12-13)
“Dinamai Talbinah
karena keserupaannya dengan laban (susu), karena warna putih dan
kelembutannya.” (Al-Hawari)
“Jika ingin mengetahui kelebihan
talbinah, maka pahamilah kelebihan
air barli.” (Imam Ibnul Qayyim)
“Dari gandum ada khamr, dari kurma ada khamr, dari kismis
ada khamr, dari barli ada khamr,
dari madu pun ada khamr.” (Rasulullaah nabi Muhammad ShallAllaahu ‘alayhi wasallam)
“Beliau tidak pernah
makan roti yang dedaknya sudah dibuang sejak Allaah mengutusnya hingga
beliau wafat.” (Aisyah RadhiAllaahu ‘anha)
Abu Hazim
Salamah bin Dinar berkata:
“Aku pernah bertanya kepada Sahl bin Sa’ad, kataku:
“Pernahkah Rasulullaah makan naqiy – yaitu roti putih yang telah dipisahkan
dari dedak (dikenal pula dengan sebutan roti syam)?” maka Sahl menjawab: “saya
tidak pernah melihat Rasulullaah makan roti putih sejak beliau diutus oleh
Allaah hingga Allaah mewafatkannya.” Saya pun bertanya: “Apakah dulu, di zaman
Rasulullaah kalian mempunyai ayakan dedak?” ia menjawab: “saya tidak pernah
melihat Rasulullaah memilki ayakan dedak sejak Allaah mengutus beliau hingga
mewafatkannya.” Saya bertanya: “Bagaimana
kalian makan barli yang tidak diayak dedaknya?” Ia menjawab: “Dulu kami
menumbuk dan meniupnya, sehingga terbanglah bagian yang terbang. Adapun yang
tersisa, kami basahi dengan air.”
Diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dari Urwah, dari Aisyah RadhiAllaahu ‘anha, ia berkata:
“Beliau tidak pernah
makan roti yang diayak dedaknya sejak beliau diutus oleh Allaah hingga
wafatnya.”
Tarmidzi
juga meriwayatkan dengan sanadnya, dari Sulaim bin Amir, Abu Umamah
mendengarnya berkata:
“Biji barli tidak
pernah dinomorduakan dari menu makanan keluarga Rasul.”
Rasulullaah bersabda: “Talbinah
itu memberikan kelegaan hati penderita sakit dan menghilangkan kesedihan.”
Diriwayatkan
dari ‘Aisyah:
“Nabi apabila keluarganya terkena demam, maka beliau memerintahkan mereka membuat sup barli.” (H.R. Ibnu Majah(3440); Ahmad (VI/32); Tirmidzi
(2110) dan ia berkata: Hasan sahih. Syaikh Albani berkata dalam Shahihul Jami’
(4522): Shahih.
Dari Aisyah, bahwa dahulu, jika salah seorang keluarganya
meninggal dunia, para wanita berkumpul untuk bertakziah, kemudian mereka
meninggalkan perkumpulan itu, kecuali keluarga dan orang-orang dekatnya, maka
Aisyah memerintahkan untuk memasak satu panci talbinah, juga membuat sup, lalu
dituangkan talbinah ke dalamnya. Kemudian Ia berkata: “Makanlah ini, karena
saya pernah mendengar Rasuulullaah shallAllaah ‘alayhi wasallam berkata:
“Talbinah itu memberikan kelegaan di hati orang sakit dan menghilangkan
sebagian kesedihan.” (H.R. Bukhari (5689) dan Muslim (2216)
Diriwayatkan pula oleh Ahmad dan Tirmidzi, dari Aisyah, ia
berkata: “Rasulullaah, apabila salah seorang keluarganya terserang demam,
beliau memerintahkan untuk memasak sup, kemudian memerintahkan mereka untuk
meminumkannya kepadanya. Kemudian beliau bersabda: “Sungguh, ia akan menguatkan
hati orang yang sedih, menghapus duka dari hati orang yang sakit, seperti salah
seorang dari kalian yang menghapus kotoran dari wajahnya dengan air.” (HR. Ibnu
Majah (3445), Tirmidzi, dan Ahmad (VI/32).
“Konsumsilah sesuatu dibenci tapi manfaat, yaitu talbinah.
Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia mencuci perut salah seorang
dari kamu sebagaimana ia mencuci kotoran di wajahnya dengan air.” (HR. Ibnu
Majah dan Hakim)
Dalam As-Sunan terdapat hadis yang diriwayatkan
oleh ‘Aisyah, ia berkata, Rasulullaah bersabda “Hendaklah kalian mengkonsumsi
sesuatu yang dibenci tapi bermanfaat yaitu Talbinah. (HR. Ibnu Majah (3446) dan
Ahmad (VI/242).
No comments:
Post a Comment